Wednesday, December 14, 2005

Menyatukan Ilmu dan Amal

Oleh : KH Didin Hafidhuddin
(Sumber: Republika Online, 10 Des 2005)


Dalam sebuah hadis riwayat Abul Hasan dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, ''Pelajarilah oleh kamu sekalian berbagai ilmu pengetahuan yang kalian kehendaki, maka demi Allah SWT kalian tidak akan pernah mendapatkan pahala hanya semata-mata mengumpulkan dan memperbanyak ilmu pengetahuan saja, tanpa ada keinginan untuk mengamalkannya.''


Salah satu keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya, adalah manusia memiliki kemampuan untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Bahkan diangkatnya manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi ini pun karena potensi keilmuannya yang secara umum akan selalu terdapat pada setiap manusia.

Manusia dengan ilmu adalah dua hal yang akan selalu terkait. Artinya eksistensi dan keberadaan manusia, bahkan juga kebaikannya akan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk berinteraksi dengan ilmu pengetahuan. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Thabrani dari Abi Darda, Rasulullah SAW bersabda, ''Pengajar dan pencari ilmu berserikat dalam kebaikan, sedangkan yang lainnya tidak ada kebaikan baginya.''

Yang perlu disadari bersama adalah bahwa kebaikan yang terkait dengan ilmu pengetahuan itu muncul manakala ada upaya yang sungguh-sungguh dari setiap orang yang berilmu untuk mengamalkannya ilmunya. Penerapan ilmu itu akan memberi nilai yang berarti bagi kehidupan masyarakat. Hadis yang disebutkan pertama dalam tulisan ini memberi penegasan yang sangat jelas, betapa sia-sianya jika ilmu yang dimiliki manusia itu tidak diamalkan. Sebaliknya, pahala dari Allah SWT akan turun kepada orang-orang yang mengamalkan ilmunya untuk kebaikan.

Nilai lebih dari ilmu pengetahuan dibandingkan dengan harta, jabatan maupun yang lainnya, adalah terletak pada pengamalannya. Semakin banyak amal yang dilahirkan dari suatu ilmu, maka akan semakin tinggi nilainya. Sebaliknya, sebanyak apapun pengetahuan yang dimiliki seseorang jika tidak melahirkan amaliah, maka akan dirasakan kurang manfaatnya. Ilmu juga akan menjaga manusia yang mengamalkannya, sedang harta harus dijaga oleh manusia yang memilikinya.

Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW menyatakan bahwa di antara empat pertanyaan mendasar yang akan ditanyakan kepada setiap manusia kelak di kemudian hari adalah ilmu pengetahuan yang dimiliki itu diamalkan untuk apa. Nilai baik akan diperoleh mereka yang menggunakan ilmunya untuk amal kebaikan.

Karena itu, upaya serius dan sungguh-sungguh dari setiap pendidik, pengajar, maupun institusi pendidikan untuk mengintegrasikan (menyatukan) ilmu dengan amal merupakan sebuah keniscayaan. Dengan proses penyatuan tersebut, bakal semakin banyak ilmuwan-ilmuwan yang lahir yang keberadaannya dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat serta bangsa secara luas. Wallahu a'lam bi ash-ashawab.

---

No comments: