Monday, November 21, 2005

Belanja di Jalan Allah SWT

Oleh: Wiji Suwarno
(Sumber: Republika Online, 17 Nov 2005)


Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Para pemeluk Islam diajarkan untuk tidak bersikap angkuh, 'dingin', serta membiarkan para fakir miskin merasa seperti hidup sendiri, meski berada di tengah hiruk-pikuk kehidupan manusia. Islam memberikan rambu-rambu pada pemeluknya untuk saling menghormati, mengasihi, dan bersikap toleran kepada sesama.


Dalam salah satu hadis riwayat Bukhori dinyatakan bahwa tidaklah sempurna iman seseorang sebelum dia mencintai saudaranya. Salah satu manifestasi dari cinta kasih kepada sesama itu adalah sedekah. Harta adalah salah satu rezeki yang diberikan Allah SWT kepada manusia sebagai amanat yang harus digunakan sesuai kebutuhan. Manusia juga diberi kepercayaan sebagai kran penyalur rezeki itu untuk dialirkan kepada orang yang membutuhkan.

Allah berfirman, ''Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah SWT berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah SWT segala warisan di langit dan bumi. Dan Allah SWT mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Ali Imran: 180) Diriwayatkan dari Ibn Abas RA, Nabi Muhammad SAW mengutus Mu'adz ke Yaman dan berpesan kepadanya agar memberi tahu kepada umat di sana bahwa Allah SWT memerintahkan bersedekah (zakat) dari kekayaan mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara mereka. (Shahih Bukhari).

Sebagian harta yang berada dalam genggaman orang kaya itu adalah hak bagi orang yang tidak mampu. Sehingga, jelas bahwa sebagian orang membawa hak sebagian orang lainnya. Ini harus disadari oleh setiap individu agar roda hidup yang dijalani bisa membawa manfaat bagi sesamanya. Tidak saja sebagai bentuk rasa peduli terhadap sesama, sedekah juga merupakan sarana untuk mendapatkan nilai tambah yang berupa pahala bagi individu yang melaksanakannya. Allah SWT berfirman, ''Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai terdapat seratus biji. (QS Al Baqarah:261).

Jadi, nilai tambah itu terukur dalam suatu perumpamaan yang sangat menggiurkan. Jika menanam satu kali kebaikan, maka telah terhitung menjadi tujuh kebaikan, yang akan berbuah pada 700 balasan kebaikan dari Allah SWT. Maka, bersedekah menjadi amat penting ketika nilai sedekah itu kita pahami sebagai berikut: pertama, dengan sedekah bisa menghapus batasan-batasan pembeda antara kaya dan miskin bahkan yang timbul kemudian adalah adanya perasaan menjadi saudara karena saling menyayangi. Kedua, sedekah mendorong seseorang khususnya mereka yang memiliki harta berlebih untuk menjaga kesucian harta dan jiwanya. Ketiga, bersedekah berarti telah memenuhi kewajiban sebagai seorang Muslim sehingga terjaminlah harta-harta itu dari manfaatnya di dunia maupun akhirat.

---

No comments: