(by: Abdurahman Faiz)
Gelombang apakah yang menerjangmu, Acehku?
Orang-orang berlarian lumat digulungnya
rumah rumah sempurna diratakannya
keceriaan, kehidupan tiba-tiba lumpuh
mata kita pecah
Gelombang apakah yang membuat kita menangis,
Acehku?
tak ada makanan atau minuman,
pakaian, rumah dan pekerjaan sirna
anak-anak meratap mencari ayah ibu
di antara jasad yang terkapar
Gelombang apakah itu, Acehku?
Begitu kuat menghantam dada
sesak kita berjejalan dengan luka
dan aroma mayat
airmata yang seolah tak selesai
Cinta dan bantuan mengalir, Acehku
tak putus semoga tak putus
jadi mari tangkap kembali cahaya itu
kita buka pintu-pintu ketabahan
bagi hikmah, asa yang menyala
Di serambi cinta kita, Acehku
wajah-wajah pucat dan menggigil
senantiasa akan menemukan rumahnya
sebab kau, aku, kita satu
Gelombang paling duka, Acehku
Cinta paling dalam kami, Acehku
: Bangkit!
(6 Januari 2005)
No comments:
Post a Comment