Sunday, February 27, 2005

Senyum sejenak (bobodoran)

BIHUN & SPAGHETTI

Bihun sangat iri hati terhadap Indomie. Setiap kali bertemu di supermarket mereka tidak pernah bertegur sapa, bahkan Bihun sering mengolok-olok Indomie di depan umum, "Dasar kribo jelek hiiih, mentang-mentang kuning & gemuk aja orang-orang lebih suka sama dia, nggak tau malu."

Hari-hari berlalu dengan semakin menumpuknya rasa kebencian. Indomie tetap adem ayem, tidak peduli
Bihun mau bilang apa. Pikir Indomie, "Kafilah menggonggong, gue berlalu aah..."


Suatu hari di supermarket muncul barang baru bernama Spaghetti. Saking tidak kuat menahan emosi, Bihun berlari dari raknya dan memukuli kepala Spaghetti sambil berteriak, "Jangan kira gue enggak ngenalin elu ya! Meskipun di-bonding begitu, gue tetep tau elu si kribo jelek itu!"


LETAK

Dodo sepulang dari sekolah bercerita pada babenya yang nggak pernah sekolah, "Be..tadi aye dimarahin ama pak guru."
"Emang loe salah ape Do.."
"Tadi aye kagak bisa jawab pertanyaan pak guru."
"Emang loe ditanye ape?"
"Pak guru tanye dimana letaknya Washington.."
"Mangkenye Do.. laen kali kalo' loe ngeletakin sesuatu jangan ampe lupe letaknye." Jawab Babe Dodo kalem.


KUCING

Budi pada dasarnya tidak menyukai kucing. Ia semakin benci ketika istrinya memelihara seekor kucing. Budi merasa istrinya jadi lebih perhatian pada kucingnya daripada dirinya. Suatu hari Budi memutuskan untuk membuang kucing tersebut secara diam-diam. Ketika istrinya sedang mandi, ia pamit pergi keluar sebentar dan dibawanya si kucing. Setelah Budi bermobil sekitar 10 km dari rumah, ia pun membuang kucing tersebut.

Anehnya ketika ia sampai di rumah, si kucing sudah ada di sana. Budi heran campur berang. Sore harinya ia pergi lagi. Kali ini si kucing dibuangnya lebih jauh lagi. Namun tetap saja, sesampainya di rumah, kucing istrinya tersebut telah berada di sana. Budi berusaha membuangnya lebih jauh lagi, lebih jauh lagi, tapi tetap saja si kucing kembali ke rumah mendahului dirinya.

Suatu hari ia tidak saja membawa si kucing pergi jauh, tapi juga berputar-putar dulu. Budi belok kanan, belok kiri, belok kanan,belok kanan lagi, berputar-putar sebelum akhirnya membuang kucing yang dibawanya. Beberapa jam kemudian ia menelepon istrinya.

"Tik, kucingmu ada di rumah?" tanya Budi.

"Ada, kenapa? Tumben nanya si Manis segala," jawab istrinya agak heran.

"Panggil dia Tik, aku mau tanya arah pulang. Aku kesasar!"

No comments: