Sunday, July 31, 2005

Delapan Dirham

(Sumber: Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia)

Rasulullah pagi itu sibuk memperhatikan bajunya dengan cermat. baju satu-satunya dan itupun ternyata sudah usang. baju yang setia menutup aurat beliau. meringankan tubuh beliau dari terik matahari dan dinginnya udara. Baju yang tidak pernah beristirahat.

Saturday, July 23, 2005

Ketika Iblis membentangkan sajadah

Oleh: Anonym
(Sumber: sebuah mailing list)

Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.

Monday, July 11, 2005

Mencari Sebuah Masjid

Taufik Ismail

Aku diberitahu tentang sebuah masjid
yang tiang-tiangnya pepohonan di hutan
fondasinya batu karang dan pualam pilihan
atapnya menjulang tempat tersangkutnya awan
dan kubahnya tembus pandang, berkilauan
digosok topan kutub utara dan selatan

Friday, July 8, 2005

Kesehatan Pak Harto kian mengkhawatirkan

Jakarta, 7 Juli 2005 - Seperti gencar diberitakan oleh berbagai media massa, kesehatan Pak Harto alias Babe alias The Smiling General kian menyedihkan. Ia tak mungkin diseret ke meja hijau dalam perkara apapun.

Dosa-dosa yang pernah ia lakukan selama jadi orang nomor satu di Indonesia takkan pernah terbalas. Hukum tak mampu menyentuhnya. Demo mahasiswa tak mampu menjejakkan kaki di halaman rumahnya.

Friday, July 1, 2005

Kisah Si Mbok Bakul Tempe

Di suatu daerah, ada seorang wanita setengah baya yang berprofesi sebagai seorang penjual tempe atau orang sering menyebutnya "si mbok bakul tempe". Setiap hari dia membuat tempe dari bahan dasar kedelai. Wanita ini adalah seorang muslimah yang alhamdulillah, selalu menjalankan shalat lima waktu. Pokoknya, beliau selalu rajin beribadat.

Suatu pagi dini hari, di saat orang sedang nyenyak tidur, si mbok ini bangun pagi dan memeriksa bungkusan tempe yang di buatnya. Ternyata kedelai yang seharusnya berfermentasi menjadi tempe tetap dalam kondisi semula sebagai "kedelai". Si mbok bakul tempe, karena terbiasa melaksanakan ibadatnya, serta merta menengadahkan tangan sembari berdo'a: "Ya Allah ya Rabb, yang menggenggam jiwaku, yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang, Engkau tahu bahwa pekerjaanku adalah bakul tempe, tapi apabila pagi ini kedelai dalam bungkusan ini belum menjadi tempe, apa yang bisa saya jual?"